Sistem Informasi Akuntansi
Kamis, 12 Desember 2013
Rabu, 11 Desember 2013
COSO
COSO atau merupakan akronim dari
the The Committee of Sponsoring
Organizations of The Treadway Commission adalah sebuah organisasi sektor swasta yang
sukarela, didirikan di Amerika Serikat, yang bertujuan untuk menyediakan
panduan kepada manajemen eksekutif dan pengelola perusahaan tentang aspek-aspek
kritis dalam pengelolaan prganisasi, etika bisnis, pengendalian internal,
manajemen resiko perusahaan, kecurangan, dan pelaporan keuangan. COSO telah
menerbitkan sebuah model pegendalian internal yang umum yang dengannya
perusahaan dan organisasi dapat menilai sistem pengendalian internal yang
efektif dan corporate governance.
II. Kerangka Kerja Pengendalian
Internal (Internal Control-Integrated Framework)
Dalam laporan tersebut, COSO menetapkan definisi pengendalian internal,
menjelaskan komponen-komponennya, dan menyediakan kriteria terhadap
sistem pengendalian yang dapat dievaluasi. Termasuk juga disebutkan didalamnya
adalah memberikan pedoman penyusunan pengendalian internal untuk tujuan
pelporan kepada publik dan menyediakan bahan-bahan kepada manajemen, auditor,
dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. Jadi, dua
tujuan utama dari laporan tersebut adalah
(1) untuk menetapkan
definisi umum pengendalian internal yang melayani berbagai pihak, dan
(2)
menyediakan standar terhadap organisasi yang dapat menilai sistem
pengendalian dan menentukan cara untuk meningkatkan/memperbaiki sistem
tersebut.
Definisi Pengendalian Internal COSO adalah “suatu proses, yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari
sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar
berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :
·
Efektivitas dan efisiensi operasi
·
Keandalan laporan keuangan
·
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
COSO
COSO menekankan Pengendalian Internal
sebagai suatu “proses” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas
bisnis entitas yang berkelanjutan (on going business activities). Untuk
tujuan pelaporan manajemen kepada publik, Pengendalian Internal terkait
penjagaan asset dari pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak
terotorisasi adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencegahan atau
deteksi dini terhadap pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi
terhadap asset entitas sehingga dapat memberikan pengaruh/efek yang material
terhadap laporan keuangan.
COSO juga menyatakan konsep keyakinan
yang wajar (reasonable assurance) terkait Pengendalian Internal bahwa
adanya Pengendalian Internal yang baik tidak serta merta memberikan jaminan
penuh kepada entitas bisa mencapai tujuannya namun sebatas keyakinan yang
wajar. Selain itu terdapat keterbatasan yang melekat terhadap Pengendalian
Internal bahwa tidak semua jenis pengendalian dapat diimplementasikan karena
pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit) sehingga dapat
mengakibatkan Pengendalian Internal kurang efektif seperti yang diharapkan.
1.
Pihak yang terlibat
Dokumen COSO menyatakan bahwa
pihak-pihak yang terlibat terkait Pengendalian Internal adalah dewan komisaris,
manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Serta menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan
sistem Pengendalian Internal adalah tanggung jawab manajemen.
2.
Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi
COSO mengasumsikan bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan dari
aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari
entitas, antara lain :
·
Efektivitas dan efisiensi operasi
·
Keandalan laporan keuangan
·
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3.
Komponen
COSO
mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima
komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas,
yaitu
(a)
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Identifikasi
risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan
teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Factor internal diantaranya
kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan
sistim informasi. Sedangkan Analisis Risiko meliputi mengestimasi signifikansi
risiko, menilai kemungkinan terjadinya risik, dan bagaimana mengelola risiko.
(b) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Merupakan pondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor
diantaranya :
·
Integritas dan Etika
·
Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
·
Dewan komisaris dan komite audit
·
Filosofi manajemen dan jenis operasi
·
Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap factor tersebut diatas.
Misal, Filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji
sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat,
dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
(c) Aktivitas
Pengendalian (Control Activities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan
arahan manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi reviu terhadap sistim
pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi.
Pengendalian terhadap sistim informasi meliputi dua cara :
·
General controls, mencakup kontrol
terhadap akses, perangkat lunak, dan system development.
·
Application controls, mencakup
pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk
menjamin completeness, accuracy, authorization and validity dari
proses transaksi
(d) Informasi dan komunikasi
COSO menyatakan perlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan luar,
mengembangkan strategi yang potensial dan system terintegrasi, serta perlunya
data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai komunikasi berfokus kepada
menyampaikan permasalahan Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi
pesaing.
(e) Pengawasan (Monitoring)
Karena Pengendalian Internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka COSO
menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan pengawasan terhadap
keseluruhan Sistim Pengendalian Internal melalui aktivitas yang berkelanjutan
dan melalui evaluasi yang ditujukan terhadap aktivitas atau area yang khusus.
4.
Fokus utama
COSO menetapkan
Pengendalian Internal merupakan partisipasi dari semua
stakeholder entitas yang meliputi seluruh/semua area atau
fungsi bisnis entitas.
5.
Evaluasi keefektifan Pengendalian Internal
Meskipun COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses”
namun keefektifan dari pelaksanaannya dinyatakan sebagai sebuah kondisi dalam
suatu titik waktu tertentu. Jika defisiensi Pengendalian Internal telah
dikoreksi/dibetulkan pada saat pelaporan, COSO menyetujui apabila laporan
manajemen pada pihak luar menyatakan bahwa Pengendalian Internal telah berjalan
efektif.
6.
Bagaimana pelaporan masalah Pengendalian Internal
COSO mendiskusikan bagaimana manajemen memperoleh dan mengolah informasi
jika terjadi defisiensi Pengendalian Internal. COSO merekomendasikan kepada
personil yang mengidentifikasi terjadinya defisiensi untuk segera melaporkannya
kepada atasan langsungnya, namun jika informasinya sensitive maka perlu adanya
jalur khusus penyampaian informasi.
Rabu, 04 Desember 2013
SISTEM PEMBELIAN KREDIT
Sistem Pembelian Kredit
Dokumen yang digunakan untuk
pembelian kredit :
1.
Surat permintaan pembelian
Dokumen
ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi
pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti
yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.
Surat permintaan penawaran harga
Dokumen
ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak
bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian yang besar.
3.
Surat order pembelian
Dokumen
ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4.
Laporan penerimaan barang
Dokumen
ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima
dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang
tercantum dalam surat order pembelian.
5.
Surat perubahan order pembelian
Kadangkala
diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah
diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal
penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan
dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada
pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.
Bukti kas keluar
Dokumen
ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.
Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran
utang kepada pemasok.
Catatan-Catatan Akuntansi yang Digunakan
untuk pembelian kredit :
1. Register bukti kas keluar, Adalah
suatu jurnal untuk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2. Jurnal pembelian, Jika dalam pencatatan
utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Kartu utang, Jika dalam catatan
utang perusahaan menggunakan account payable procedure buku pembantu yang digunakan
untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4. Kartu persediaan, Dalam sistem
akuntansi pembelian. Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok
persediaan yang dibeli.
Flowchart Pembelian Kredit
1.
Bagian pembelian memesan gabah, kemudian menerbitkan form
pemesanan gabah.
2.
Form pemesanan gabah diberikan kepada bagian pemasok ,
kemudian bagian pemasok memesan gabah dan menghasilkan hasil panen dan nota
pembelian.
3.
Hasil panen dan nota pembelian dikirim ke bagian pembelian,
dan bagian pembelian memberikan hasil panen ke bagian gabah dan nota pembelian
ke pemimpin
4.
Bagian gabah membuat laporan penerimaan barang, dan
laporan tersebut dibikin 3 bagian, yang pertama diarsip, yang kedua diberikan
ke pemimpin dan yang ketiga diberikan ke pemasok dan di arsip oleh pemasok.
5.
Pemimpin memberikan bukti setor kepada pemasok dan
satunya diarsip, pemasok mengecek dan menerbitkan surat pelunasan pembayaran
yyang pertama diarsip dan yang kedua dikirim ke bagian pembelian.
6.
Bagian pembelian memproses surat pelunansan pembayaran
dan membuat laporan yang pertama di arsip dan yang kedua diberikan kepada
pemimpin.
7.
Dengan laporan penerimaan barang dan laporan pelunasan
pembayaran, pemimpin membuat laporan pembelian dan kemudian di arsip.
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM
Teknik-teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam
menganalisis, merancang, dan mendokumentasikan sistem dan sub-sub sistem yang
berkaitan.
1. Penggunaan Teknik-teknik sistem dalam Auditing
Penugasan auditing dibagi dalam 2 komponen dasar, yaitu:
a. Audit Intern bertujuan menetapkan tingkat SPI yang dapat
diandalkan organisasi. Bisanya memerlukan beberapa jenis pengujian ketaatan,
untuk melihat eksistensi, efektifitas, dan kontinuitas operasi pengendalian
intern yang diandalkan perusahaan.
b. Audit Laporan Keuangan merupakan pengujian substantive,
yakni verivikasi langsung atas laporan keuangan.
Contoh : pengujian substantive atas kas akan mencakup
konfirmasi langsung saldo bank.
Evaluasi Pengendalian Intern
Dalam mengevaluasi pengendalian intern, auditor umumnya
memperhatikan arus pemprosesan dan pendokumentasian dokumen-dokumen dalam
sistem apliksasi. Pemisahan dan pembagian tugas merupakan aspek penting dalam
pengendalian intern.
Pengujian Ketaatan
Membutuhkan pemahaman atas pengendalian yang akan diuji.
Auditor harus mempunyai pemahaman mendasar mengenai teknik-teknik yang
digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem. Bagan IPO dan HIPO, bagan
arus dokumen, bagan arus program, diagram arus data, percabangan dan tabel
keputusan, dan metode matriks adalah contoh teknik-teknik sistem yang umum
digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem.
Kertas Kerja
Adalah catatan yang dipegang oleh Auditor yang berisi
prosedur dan pengujian-pengujian yang diterapkan, informasi yang didapatkan,
dan kesimpulan yang ditarik selama melekukan pengujian audit.
PENGGUNAAN TEKNIK SISTEM DALAM PENGEMBANGAN SISTEM :
• Analisis Sistem
Analisis Sistem melibatkan pengumpulan dan pengorganisasian
fakta. Teknik sistem yang berguna untuk analisis informasi adalah diagram alur
data logika dan flowchart analitis.
• Desain Sistem
Desain sistem melibatkan penyusunan cetak biru sistem secara
lengkap dan utuh. Teknik sistem seperti diagram input proses output, diagram
HIPO, flowchart program, tabel keputusan dan lain sebagainya digunakan secara
ekstensif untuk mendokumentasikan perancangan sistem.
• Implementasi Sistem
Implementasi sistem mencakup aktivitas aktual mempraktekkan
desain sistem yang telah dibuat.
TEKNIK-TEKNIK SISTEM :
• Bagan Arus
(FlowChart)
Merupakan alat yang digunakan untuk :
a. dokumentasi sistem yang sudah ada.
b. Mendesain sistem baru
c. Memberi petunjuk bagi programer yang akan membuat dan
memperbaharui program komputer.Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu :
1. Dokumen flowchart
2. Sistem / proses flowchart
• Bagan Arus Dokumen
Bagan yang digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen
(kadang sumber daya fisik lain) diantara unit organisasi dalam suatu sistem
(document oriented).
Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen Flowchart
a. Mengidentifikasi departemen-departemen yang ikut ambil
bagian dalam suatu sistem.
b. Mengidentifikasi dokumen sumber yang akan digunakan.
c. Menggambarkan bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses
dan digunakan.
d. Menambahkan catatan yang akan memberikan keterangan
mengenai suatu simbol atau kegiatan.
• Bagan Arus Sistem
Bagan yang menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai
langkah-langkah proses dalam suatu sistem (Process oriented). Sistem flowchart
terdiri dari dari beberapa tingkatan :
- High-level System Flowchart, sistem flowchart yang
penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas mengenai sistem.
- Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya suatu
proses yang lebih detail
- Low-level System Flowchart, menggambarkan secara khusus
aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.
• Bagan Arus Program
Bagan yang mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi
logis yang dikerjakan komputer dalam menjalankan suatu program.
Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan
flowchart, tapi terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan
flowchart :
1. Simbol dari proses harus selalu diletakkan diantara
simbol input dan simbol output.
2. Pembuatan flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
3. Selalu menggunakan simbol yang tepat tergantung dari
jenis flowchartnya.
4. Hindari kekusutan dan kekacauan dengan menghindari garis
yang berpotongan, apabila harus ada, dapat digunakan simbol koneksi.
5. Harus ada keterangan / deskripsi untuk memberikan
kejelasan.
• Data Flow Diagram
(DFD)
Suatu bagan yang memberikan gambaran mengenai arus data
dalam suatu sistem atau organisasi. Digunakan terutama sebagai alat untuk
mengevaluasi sistem yang sudah ada dan perencanaan pembuatan sistem baru.
(lebih bersifat penggambaran secara logis dari suatu sistem).
Elemen dalam suatu DFD :
a. Proses transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.
b. Arus data, digambarkan berupa anak panah yang masuk atau
keluar dari suatu proses transformasi.
c. Penyimpanan data, digambarkan berupa kotak persegi
panjang tanpa tutup di sebelah kanannya.
d. Data sumber dan data tujuan, digambarkan berupa kotak
empat persegi panjang.
• Bagan IPO dan HIPO
- Bagan IPO
Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam skala umum
(tidak rinci) sehingga dapat digunakan untuk melihat / menganalisa suatu sistem
secara utuh.
- Bagan HIPO
Bagan yang mewakili sistem dengan bertambahnya tingkatan
rincian. (Tingkat rincian tergantung dari kebutuhan pemakai).
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM
1.
Pemakaian teknik-teknik sistem
Teknik system merupakan alat yang digunakan dalam analisis,
desain, dan dokumentasi serta memahami kaitan anatr-subsitem. Teknik system
biasanya berupa diagram.
Ø
Penggunaan Teknik system untuk audit
Audit dibagi menjadi dua kelompok dasar, yaitu :
1. Audit interim
bertujuan untuk menaksir seberapa jauh struktur pengendalian internal suatu
organisasi dapat diandalkan.
2. Audit lapoan
keuangan melibatkan pengujian substantif . pengujian substantif merupakan
verifikasi angka dalam laporan keuangan secara langsung.
ü
Evaluasi Pengendalian Internal
Mengingat pemisahan tugas merupakan satu aspek pengendalian
internal yang penting , auditor membutuhkan teknik untuk memecah system untuk
mengevaluasi distribusi dokumen dan
memecah tugas antarpersonel atau departemen.
Diagram ini disajikan dalam bentuk kolom-kolom untuk mengkelompokkan
peran pemrosesan yang dijalankan oleh setiap entitas.
ü
Pengujian Kepatuhan
Auditor perlu memahami
teknik system yang biasanya digunakan untuk medokumentasikan system
informasi seperti input proses output, diagram hierarki, flowchart program ,
diagram alur data logika, table keputusan, dan metode matriks. Auditor akan
sering berhadapan dengan teknik-teknik tersebut pada saat mereka mengevaluasi
dokumentasi system informasi.
ü
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan catatan mengenai prosedur dan pengujian
yang dilakukan dalam proses audit, informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan
audit dam kesimpulan yang ditarik dari hasil audit. Kertas kerja menjadi catatan apa yang telah
dilaksanakan oleh auditor.
Auditor menggunakan teknik system
untuk mendokumentasikan dan menganalisis isi dalam kertas kerja. Diagram
alur data, diagram HIPO, flowchart program,
table keputusan dan metode matriks akan masuk kedalam kertas kerja sebagai bagian dari dokumentasi sebuah system
yang ditinjau oleh auditor.
Ø
Penggunaan Teknik Sistem dalam Pengembangan Sistem
Proyek pengembangan system terdiri dari tiga fase, yaitu : analisis
system mencakup penyususnan dan evaluasi solusi untuk meyelesaikan masalah
system. Desain system mencakup evaluasi efektifitas dan efisiensi setiap
alternative desain system terkait dengan kebutuhan system secara keseluruhan.
Implementasi system mencakup pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi
solusi, serta tinjauan terhadap system pada saat system mulai dioperasikan
untuk memastikan bahwa system yang dirancang berfungsi sebagaimana mestinya.
2.
Teknik-teknik sistem
Teknik system diperlukan untuk menganalisis dan merancang system
informasi dengan menggunakan pendekatan system terstruktur. Salah satu teknik
system yag banyak digunakan yaitu pembuatan flowchart.
A Simbol
Flowchart
ANSI X 3.5.-1970 mendifinisikan symbol flowchart kedalam beberapa
kelompok yaitu :
1. Symbol dasar,
symbol ini mencakup :
-
Symbol input/output menggambarkan fungsi input/output yaitu
membuat data tersedia untuk diproses dan mencatat informasi hasil suatu
pemrosesan.
-
Symbol proses menggambarkan setiap fungsi pengo lahan data
-
Symbol garis arus, digunakan untuk mengaitkan symbol yang satu
dengan symbol yang lainnya. Garis alur ini mengidentifikasikan urutan informasi
dan operasi yang harus dijalankan.
-
Symbol anotasi (komentar), menggambarkan deskripsi tambahan atau catatan
penjelas. Garis putus-putus dikait kan dengan
symbol yang diberi komentar.
2. Symbol
input/output yang spesifik, mengidentifikasi media yang digunakan untuk merekam
informasi ataupun cara menangani informasi.
-
Symbol punched-card menggambarkan fungsi input output jika media
yang digunakan adalah punched-card meliputi mark-sense, stub cards, file of
cards dsb.
-
Symbol penyimpanan online menggambarkan fungsi dengan menggunakan
berbagai media penyimpanan online
-
Symbol input manual menggambarkan fungsi input pada saat informasi
dimasukan secara manual pada saat pemrosesan
-
Symbol link komunikasi menggambarkan suatu fungsi transmisi
informasi menggunakan media telekomunikasi.
-
Symbol penyimpanan offline menggambarkan fungsi penyimpanan
informasi offline, tanpa memperhatikan media yang digunakan untuk menyimpan
informasi tersebut.
3. Symbol proses
khusus, menggambarkan fungsi pemrosesan dan mengidentifikasi jenis operasi yang
akan digunakan untuk mengolah informasi
-
Symbol keputusan menggambarkan satu keputusan untuk menentukan
operasi mana yang harus dijalankan dari berbagai alternative jalur operasi yang tersedia.
-
Symbol proses predefined menggambarkan satu prosedur yang terdiri
dari satu atau lebih operasi yang tidak ditentukan pada symbol flowchart yang
lain.
-
Symbol persiapan menggambarkan mengidentifikasi serangkaian
intsruksi yang mengubah program.
-
Symbol operasi manual menggambarkan proses offline yang dilakukan
oleh manusia tanpa bantuan alat mekanisme apapun.
-
Symbol operasi auxiliary menggambarkan operasi offline yang
dijalankan pada suatu peralata tertentu, yang tidak berada dibawah kendali
langsung central processing unit.
4. Symbol
tambahan, dapat digunakan untuk memperjelas flowchart dan mempermudah pembuatan
flowchart.
-
Symbol konektor menggambarkan alur keluar dari flowchart menuju
bagian flowchart yang lain
-
Symbol terminal menggambarkan titik ujung dari sebuah flowchart
seperti titik awal, titik interupsi
-
Symbol mode parallel menggambarkan awal atau akhir dari dua atau
lebih operasi yang simultan.
-
Symbol konektor off-page bukan merupakan standar ANSI X3.5 tetapi
biasanya digunakan untuk menggambarkan alur keluar dari flowchart menuju
halaman flowchart yang lain.
A Diagram IPO
dan HIPO
Kedua diagram ini digunakan terutama oleh personel pengembangan
system untuk membedakan level rincian yang digambarkan dalam flowchart. Diagram
IPO tidak memebrikan banyak keterangan mengenai fungsi proses, tetapi
IPOberguna untuk menganalisis keseluruhan informasi yang dibutuhkan. Diagram
IPO yang menggambarkan kebutuhan input-proses-output
setiap modul. Diagram IPO sebagai bagian dari diagram HIPO, biasanya berbentukk
narasi. Sedangkan diagram HIPO menjelaskan ulasan proses yang lebih detail.
HIPO terdiri dari serangkaian level yang
makin ke bawah menggambarkan system yang lebih detail diagram HIPO terdiri dari
dua segmen yaitu diagram hierarki sebagai pemecahan proses menjadi berbagai
modul dan sebuah diagram IPO yang digambarkan kebutuhan input-proses-output
setiap modul.
A Flowchart
SIstem dan Program
Flowchart system digunakan baik oleh personel system maupun
auditor. flowchart system mengidentifikasi keseluruhan aliran operasi didalam
sebuah system. Focus flowchart system adalah pada fungsi proses dan media,
bukannya pada rincian logika setiap fungsi pemrosesan.
Flowchart program digunakan terutama oleh personel pengemabngan
system. Dibandingkan flowchart system
lebih detail dalam menggambarkan setiap fungsi pemrosesan. Flowchart system
terkait dengan fasse analisis dari sebuah proyek system, sedangkan flowchart
program terkait dengan fase desain.
A Diagram arus
data logika
Diagram ini digunakan terutama oleh personel pengemabngan system
dalam analisis system. DFD digunakan oleh analis untuk mendokumentasikan
pengguna mengetahui konsep analis system mengenai masalah yang dihadapi
pengguna. Tujuan penggunaan DFD untuk memisahkan secara jelas proses logika
analisis system dengan prses desain system secara fisik.. ada empat symbol DFD,
terminator digunakan untuk menandai sumber data, symbol proses digunakan untuk
menggambarkan proses yang mengubah data. Symbol simpanan data digunakan untuk
menggambarkan sebuah simpanan data. Symbol arus data untuk mengidentifikasi
aliran data.
A Diagram Arus
Data Logika dan Analisis Terstruktur
Berikut gambar DFD untuk proses Penggajian
|
|||
|
|
Bagian ini menggambarkan kontruksi DFD dan peran DFD dalam
analisis system terstruktur. Analisis system terstruktur ditandai dengan adanya
rancangan top down dan perbaikan yang terus-menerus. Aspek DFD yang penting
adalah DFD berfokus pada simpanan simpanan data dan logika keputusan. Pada saat
DFD telah selesai dibuat, analis system dapat melanjutkan menganalisis data
yang perlu diidentifikasi untuk setiap aplikasi.
A Flowchart
distribusi formulir, Dokumen dan Analitik
Flowchart analitik, flowchart dokumen dan diagram distribusi
formulir dapat digunakan unuk menganalisis distribusi dokumen dalam sebuah
system.diagram ini dikelompokkan dalam kolom-kolom untuk mengkelompokkan fungsi
yang dijalankan oleh setiap entitas.
Dengan pemisahan peran per kolom tersebut evaluasi pemisahan tugas
setiap fungsi menjadi lebih efektif.
Flowchart analitik serupa dengan flowchart system, baik dalam hal
detail rincian maupun teknik pembuatan. Flowchart ini mengidentifikasi semua
proses signifikan pada sebuah aplikasi dengan penekanan pada pemrosesan tugas.
Flowchart dokumen serupa dengan format analitik, tetapi peran
proses setiap entitas tidak tidak disajikan secara detail. Tujuan flowchart
semacam ini adalah untuk mengetahui setiap dokumen yang digunakan dalam setiap
system aplikasi dan mengidentifikasi titik awal dokumen, distribusi dokumen,
serta titik akhir setiap dokumen.
·
Simbol bagan
arus
·
Penggunaan
simbol bagan arus
·
Bagan IPO dan
HIPO
Diagram
IPO dan HIPO digunakan oleh personel pengembangan sistem untuk membedakan level
rincian sistem yang digambarkan dalam Flowchart.
Bagan IPO menyajikan sangat sedikit rincian yang berkaitan dengan fungsi pemrosesan, tetapi bagan itu merupakan teknik yang bermanfaat untuk menganalisia keseluruhan kebutuhan informasi. Rincian tambahan atas tambahan proses dituangkan dalam bagan hierarki masukan-proses-keluaran atau bagan HIPO. HIPO terdiri dari sekumpulan bagan yang menggambarkan sistem yang berjenjang tingkat kedetailannya, dimana tingkat kedetailan tersebut tergantumng pada tingkat pemakaian pemakai.
Bagan HIPO (hierarchy plus input-proses-output) memuat dua segmen: bagan herarkis yang membagi tugas-tugas pemrosesan kedalam berbagai modul atau sub-tugas dan pada bagian IPO untuk menguraikan kebutuhan masukan-proses-keluaran dari setiap modul. Bagan herarkis menguraikan keseluruhan sistem dan menyediakan “daftar isi” dari bagian IPO yang rinci, biasanya melalui skema penomoran.
Bagan IPO menyajikan sangat sedikit rincian yang berkaitan dengan fungsi pemrosesan, tetapi bagan itu merupakan teknik yang bermanfaat untuk menganalisia keseluruhan kebutuhan informasi. Rincian tambahan atas tambahan proses dituangkan dalam bagan hierarki masukan-proses-keluaran atau bagan HIPO. HIPO terdiri dari sekumpulan bagan yang menggambarkan sistem yang berjenjang tingkat kedetailannya, dimana tingkat kedetailan tersebut tergantumng pada tingkat pemakaian pemakai.
Bagan HIPO (hierarchy plus input-proses-output) memuat dua segmen: bagan herarkis yang membagi tugas-tugas pemrosesan kedalam berbagai modul atau sub-tugas dan pada bagian IPO untuk menguraikan kebutuhan masukan-proses-keluaran dari setiap modul. Bagan herarkis menguraikan keseluruhan sistem dan menyediakan “daftar isi” dari bagian IPO yang rinci, biasanya melalui skema penomoran.
Bagan arus sistem dan program
Bagan arus sistem digunakan baik
oleh auditor maupun ahli sistem. Bagan arus sistem mengidentifikasikan
keseluruhan atau garis besar aliran operasi dalam sistem. Dalam bagan arus
sistem penekanannya adalah pada media dan fungsi pemrosesan, bukan pada fungsi
pemrosesan yang rinci.
Bagan arus program digunakan oleh staf atau ahli pengembangan sistem. Bagan arus program atau bagan arus blok menguraikan fungsi pemrosesan lebih rinci dibandingkan bagan arus sistem.
Bagan arus sistem berhubungan dengan fase analisis dalam proyek sistem, sedangkan bagan arus program berkaitan dengan fase perancangan.
Bagan arus program digunakan oleh staf atau ahli pengembangan sistem. Bagan arus program atau bagan arus blok menguraikan fungsi pemrosesan lebih rinci dibandingkan bagan arus sistem.
Bagan arus sistem berhubungan dengan fase analisis dalam proyek sistem, sedangkan bagan arus program berkaitan dengan fase perancangan.
·
Arus Data Logika dan Analisis Terstruktur
Berikut gambar DFD untuk proses Penggajian
|
|||
|
|
Bagian ini menggambarkan kontruksi DFD dan peran DFD dalam
analisis system terstruktur. Analisis system terstruktur ditandai dengan adanya
rancangan top down dan perbaikan yang terus-menerus. Aspek DFD yang penting
adalah DFD berfokus pada simpanan simpanan data dan logika keputusan. Pada saat
DFD telah selesai dibuat, analis system dapat melanjutkan menganalisis data
yang perlu diidentifikasi untuk setiap aplikasi.
·
Flowchart distribusi formulir, Dokumen dan Analitik
Flowchart analitik, flowchart dokumen dan diagram distribusi
formulir dapat digunakan unuk menganalisis distribusi dokumen dalam sebuah
system.diagram ini dikelompokkan dalam kolom-kolom untuk mengkelompokkan fungsi
yang dijalankan oleh setiap entitas.
Dengan pemisahan peran per kolom tersebut evaluasi pemisahan tugas
setiap fungsi menjadi lebih efektif.
Flowchart analitik serupa dengan flowchart system, baik dalam hal
detail rincian maupun teknik pembuatan. Flowchart ini mengidentifikasi semua
proses signifikan pada sebuah aplikasi dengan penekanan pada pemrosesan tugas.
Flowchart dokumen serupa dengan format analitik, tetapi peran
proses setiap entitas tidak tidak disajikan secara detail. Tujuan flowchart semacam
ini adalah untuk mengetahui setiap dokumen yang digunakan dalam setiap system
aplikasi dan mengidentifikasi titik awal dokumen, distribusi dokumen, serta
titik akhir setiap dokumen.
·
Penggunaan
dan membuat Entity Relationalship Diagram (ERD)
adalah
menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat
logika. ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam
basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar
relasi.ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk
menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. ERD adalah suatu
model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam system secara
abstrak. ERD berbeda dengan DFD(Data Flow Diagram) yang merupakan suatu model
jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh system, sedangkan ERD merupakan
model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship
data. Kegunaan ERD adalah menampilkan gambaran bagaimana hubungan suatu database.
ERD merupakan
alat untuk pembuatan model data secara grafik, maka
ERD memiliki
symbol – symbol yang digunakan untuk menggambarkan model
data seperti
berikut :
a. Entitas
Suatu
kumpulan objek atau sesuatu yang dapat dibedakanatau didefinisikan secara unik.
b. Relationship
Hubungan yang
terjadi antara satu atau lebih entity.
c. Atribut
Karakteristik
dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entit
atau relationship tersebut.
d. Atribut kunci
Atribut yang
digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik.
e. Atriibut
komposisi
Atribut yang
memiliki sekelompok nilai untuk setiap instansi entity.
Cara
pembuatan ERD
Menentukan Entity
Disini kita
dituntut untuk menentukan dengan cermat sebuah entity yang ada dalam suatu
proyek atau masalah. Entity berguna untuk menentukan peran, kejadian, lokasi,
hal nyata dan konsep penggunaan untuk database
Menentukan Relasi
Setelah kita
berhasil membuat Entity, langkah selanjutnya adalah menentukan relasi antar
entity. Relasi apa yang terdapat antara Entity A dan B, apakah entity A dan B
memiliki relasi "one to one", "one to many", atau
"many to many".
Gambar ERD sementara
Jika sudah
mengetahui Entity beserta Relasinya, sekarang kita buat dulu gambar ERD
sementara. Entity digambarkan dengan persegi, relasi digambarkan dengan garis.
Isi kardinalitas
Kardinalitas
menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang
berhubungan. Contohnya antara Entitas Buku, Distributor dan Pengarang,
kardinalitas yang ada berupa:
Satu
pengarang dapat menulis banyak buku
Satu buku
ditulis satu pengarang
Banyak buku
di distribusikan oleh satu distributor.
Dari sini
kita bisa mengetahui harus memberi relasi apa. One to one kah?, dsb.
Tentukan Primary Key (Kunci Utama)
Menentukan
Primary Key pada masing-masing entity. Primary Key adalah atribut pada entity
yang bersifat unik. Jadi setiap entity hanya memiliki satu Primary Key saja.
Contoh: Entity Buku memiliki Primary Key bernama kode buku. Kode Buku ini
bersifat unik, karena masing-masing buku memiliki kode yang berbeda-beda.
Tentukan pula
Foreign Key (Kunci Tamu) pada masing-masing Entity. Foreign Key adalah Primary
Key yang ada dalam Entity yang lain. Contoh pada Entity Pengarang misalnya
terdapat atribut kode buku, yang mana, kode buku merupakan Primary Key dari
Entity buku.
Gambar ERD berdasarkan Primary Key
Menghilangkan
relasi "many to many" dan memasukkan Primary dan Foreign Key pada
masing-masing entitas. Relasi many to many antar entity perlu dihilangkan
dengan cara menambah atribut baru antara 2 entity yang memiliki relasi many to
many.
Menentukan Atribut
Jika sudah
melakukan step diatas, sekarang saatnya menentukan atribut pada masing-masing
Entitas. Telitilah dalam menentukan atribut.
Pemetaan Atribut
Apabila
atribut telah ditentukan, sekarang pasang atribut dengan entitas yang sesuai.
Gambar ERD dengan Atribut
Mengatur ERD
seperti langkah 6 dengan menambahkan atribut dan relasi yang ditemukan.
Langganan:
Postingan (Atom)